Chapter
1
Epilog
Akhaya adalah negara tropis kecil yang damai,
makmur subur dan kaya raya. Menjadi
kota perdagangan karena terletak pada gugusan pulau Samotrake dan tergabung
dalam aliansi Gosyen. Semua Negara menaruh hormat pada rajanya – Albus von Boscho, karena sang
raja bisa membuat sebuah kerajaan yang hebat. Tidak hanya raja saja yang
terkenal karena kebijaksanaannya, tetapi juga penasehat dan menterinya; Taka dan Pell.
Terlebih pula pada puteri raja satu-satunya; Puteri Yoana. Namun sayangnya,
sang puteri tidak pernah
mendapat kasih sayang dari ibunya karena ibunya meninggal sewaktu
melahirkannya. Dengan susah payah, sang raja beserta penasehat dan menterinya
membesarkan dan
memanjakan sang puteri hingga tumbuh manjadi seorang puteri yang
cantik jelita. Selama pemerintahan Raja Albus, rakyat tidak ada yang
mengeluh, karena semua kebutuhan mereka terpenuhi.
Akhaya memiliki 12 propinsi yang punya peranan sendiri sendiri. Propinsi-propinsi yang ada di Akhaya
merupakan salah satu pendukung utama dalam aliansi Gosyen dalam gugusan pulau
Samotrake. Ibu kota berada di Suna dan merupakan pusat administrasi Akhaya. Karmel adalah basis pertahanan Akhaya – pusat sistem
pertahanan dan keamanan negara. Semua kekuatan militer Akhaya berada disini
karena letak yang strategis. Arkill sebagai kota perdagangan dan pusat sektor ekonomi, karena disana
terdapat pelabuhan besar yang
sudah termasyur; Port Kuyt, merupakan pintu masuk utama menuju Akhaya. Selain itu juga
merupakan pintu masuk perdagangan besar di Samotrake. Ketiga kota tersebut; Suna,
Karmel dan Arkill merupakan jalur arteri kerajaan Akhaya.
Zomc sebagai kota industri kenamaan penyokong perekonomian
aliansi Gosyen. Baik itu industri sandang, pangan, papan maupun senjata. Ghar-Ing
adalah kota wisata Akhaya. Karena disana terdapat oasis yang begitu besar –
Amber Oasis, sehingga banyak tumbuhan yang hidup disana dan menjadikan Gar-Ing sebagai
kota yang segar. Gorgon adalah kota pendidikan. Gorgon seperti tempat untuk
menghasilkan orang-orang yang berpendidikan dari seluruh pelosok negeri, karena
sistem pendidikan di Gorgon amat berkembang.
Lepre adalah kota peternakan yang terkenal dengan peternakan
hewan konsumsi maupun non konsumsi untuk negara aliansi maupun di luar aliansi.
Untuk hewan konsumsi pada umumnya kambing, domba, sapi, babi, banteng dan
kerbau. Untuk hewan non konsumsi biasanya untuk hewan peliharaan ataupun
penangkaran hewan yang hampir punah dan hewan liar. Amire merupakan kota
agrikultur. Amire yang merupakan daerah dataran tinggi yang dikhususkan untuk
perkebunan buah dan sayur maupun tanaman hias. Sinai adalah kota pertambangan.
Kota ini banyak bukit dan gunung yang mengandung sumber daya alam yang melimpah.
Kiel adalah kota perjudian. Sedang Sauri dan Dios adalah kota metropolis
seperti Suna.
Namun semuanya mulai berubah semenjak
kedatangan seorang yang menamakan dirinya sebagai salah satu dari 10 God Father. Beserta anak
buahnya, Don King
- nama orang itu - mulai
menguasai Akhaya. Raja terpaksa
menyerah dan tunduk padanya
– menjadi raja boneka dan juga mengubah sebagian besar kota. Ghar-Ing menjadi
kota padang gersang, karena oasisnya kini menjadi gurun. Sinai kini hanya
menjadi kota tambang tua. Banyak sekali sisa-sisa bekas penambangan yang
tergeletak begitu saja. Hanya beberapa yang masih beraktifitas. Karena
dijadikan Don sebagai penjara kematian bagi para pembangkang.
Amire bernasib hampir sama dengan Ghar-Ing, karena tidak ada
asupan air bagi pengembangan agrikulturnya. Mau tidak mau harus impor untuk
mencukpi kebutuhan akan hijau hijauan. Gorgon menjadi sarang geng penjahat dan
tentara bayaran dari negara lain dan pendidikan disana menjadi terabaikan.
Karena orientasi Akhaya kini hanya untuk perang setelah dikuasai Don King. Kiel
menjadi kota yang miskin, karena tak ada penjudi yang mau datang ke Akhaya.
Seiring dengan tunduknya sang raja,
ketimpangan dalam pemerintahan mulai muncul dan ujung-ujungnya rakyat yang menderita – raja mulai
kehilangan kewibawaannya, dan rakyat meminta agar raja mengundurkan diri. Keadaan istana tampak baik-baik saja
jika dilihat dari luar. Namun, di dalam telah terjadi perubahan besar. Raja
Albus yang hanya jadi boneka Don King dalam memerintah Akhaya menjadi kurang
disegani oleh rakyat dan inilah yang diinginkan oleh Don King, rakyat sendiri
yang menggulingkan pemerintah dan mengangkatnya sebagai raja selanjutnya.
Pada saat itulah, Don King mulai
menampakkan diri sebagai pahlawan dan mulai memutarbalikkan fakta. Karena
selama ini dia hanya berada di balik layar. Rencana untuk menggulingkan raja
akhirnya terlaksana. Raja yang sudah kehilangan wibawa di depan rakyat, mau tidak mau harus
mengundurkan diri. Ini kesempatan emas bagi Don King dan anak buahnya mengambil
alih kekuasaan.
Raja dijebloskan ke dalam penjara, sedang penasehat dan
menterinya dibebas-tugaskan dan pasukannya tetap dipekerjakan. Namun, Puteri
Yoana tidak mau singgasana
ayahnya direbut demikian. Dia memutuskan untuk melakukan pemberontakan. Satu
keberuntungan disini yaitu Don King tidak pernah tahu kalau Raja Albus punya
seorang puteri, karena raja menyembunyikannya di suatu tempat. Raja tidak ingin terjadi
sesuatu pada puteri semata wayangnya.
“Ini rencana yang
sempurna bukan? Hey Callista, benar kan yang aku bilang tadi?”
“Benar Master Don. Kita beri image negatif King Albus pada
rakyatnya dan sebaliknya, anda tonjolkan image positif anda untuk menarik
perhatian mereka. Dan nantinya bakal muncul kelompok pro dan kontra terhadap
anda dan King Albus. Akhirnya, terjadilah chaos seperti yang anda harapkan.
Hahaha..!!” sahut Callista, sekretaris Don King.
“Dengan menggunakan negara ini aku akan menghancurkan God
Father yang lain sehingga hanya aku yang akan menjadi satu-satunya God Father
dan menjadi orang paling kuat di seluruh penjuru dunia. Akan ku jadikan sebuah
dunia bari dibawah pemerintahanku. Hahahahahahaha...!!!!” kata Don King sambil
memandang ke arah matahari.
“Benar Master Don, kami semua akan melayani sampai anda bisa
mencapai tujuan anda. Karena anda-lah yang telah menolong dan memberi kami
kekuatan ini.” Terang Callista.
“Benar tuan, kami akan mempertaruhkan nyawa kami seperti
halnya yang dulu pernah tuan lakukan saat membebaskan kami dari penjara Rhodes
Island.” Sahut Molokh yang memasuki ruangan bersama anak buah yang lain.
“Kami disini; Callista, Mamon, Lewiatan, Milkom, Amon, Gog,
Dagon, kembar Asyera dan Asyitoret, Arkhelaus dan saya sendiri bersumpah setia
pada Master Don King” tambahnya.
“Hahahaha...!! Kalian memang kebangganku. Sekarang
berdirilah dan kita musnahkan para pemberontak ini...!!!” kata Don King.
Anak buah Don King bukan orang sembarangan. Mereka adalah
para penjahat internasional yang diasingkan di Rhodes Island, terkecuali
Callista yang masih misterius tentang masa lalunya. Saat masih terlibat
kegiatan organisasi God Father, Don King diam-diam telah menyusun rencana pemberontakan
dan berniat menghancurkan organisasi tersebut. Untuk mendukung ambisinya, dia
dalam 10 tahun terakhir sudah mengumpulkan 10 orang penjahat tersebut.
Don King melihat peluang emas untuk menjadi penguasa dunia
jika bisa menguasai Akhaya karena posisinya yang amat menguntungkan dan
diperhitungkan dunia. Dengan dalih ingin mengurangi kegiatan organisasi God
Father, Don King ingin tinggal di Akhaya. Hal tersebut tidak terlalu
diperhitungkan oleh God Father lainnya, karena bsia dibilang mereka juga berada
di sembilan pulau yang lain yang ada di gugusan pulau Samotrake.
Namun tetap saja keberadaan Don King membawa kesengsaraan
bagi penduduk Akhaya. Keadaan kota-kota yang ada di Akhaya sudah berubah
fungsi, kesejahteraan rakyat berkurang dan timpang, muncul pemberontakan
dimana-mana. Tetapi tetap saja hal tersebut tidak bisa menghentikan niat Don
King.
ΩΩΩ
Sementara itu di pinggiran barat Akhaya, Taka, Pell dan
Puteri Yoana sedang berdebat mengenai rencana pemberontakan yang akan dilakukan
oleh Puteri.
“Tuan Puteri, dengan segala hormat
padamu, jangan lakukan rencana gila itu. anda bisa mati sia-sia. Hamba mohon Puteri mau mengerti.”
kata Taka.
“Benar Puteri, kami telah berjanji pada
King Albus untuk menjagamu dari incaran Don King. Dan kami tidak mau melanggar
sumpah setia kami pada raja.” sahut Pell.
“Persetan aku dengan sumpah kalian!! Aku sudah tidak mau
kucing-kucingan seperti ini terus. Terus-terusan kabur menghindari si King Kong
jelek itu. Ini negaraku. APA KALIAN MAU NEGARA INI HANCUR…??!!!” tegas Yoana.
“Tapi Puteri…” sahut Taka dan Pell berbarengan.
“DIAM KALIAN…!!! Albus itu ayahku dan sudah sepantasnya
kalian juga tunduk padaku jika ayah tidak ada. Aku mohon pada kalian…” pinta
Puteri sambil tersujud dan menangis.
“Tenangkan dirimu tuan puteri. Janganlah gegabah. Perasaan
kami juga sama dengan tuan puteri. Hanya saja, kita tidak mungkin mengalahkan
Don King untuk saat ini. Kita memerlukan rencana yang matang dan bantuan dari
pihak manapun.” Kata Pell menenangkan suasana.
“Bagaimana dengan sekutu kita? Apa mereka tidak bisa
membantu kita?” tanya Yoana dengan penuh harap.
“Kami sudah mengirimkan pesan permintaan bantuan ke seluruh
anggota aliansi Gosyen. Hanya saja belum ada balasan sama sekali, sekalipun
dari sekutu kita yang terdekat seperti Galatia, Efesus, Filipi dan Kolose.”
Terang Taka.
“Kami menduga pesan yang kami kirimkan telah disabotase
mata-mata Don King.” Tambah Pell.
“Apa...??” tanya Yoana sambil berlinang air mata.
“Apa kita akan berakhir tanpa perlawanan? Apa kita harus
kehilangan harapan untuk membebaskan negeri kita? APA KALIAN TIDAK PUNYA CARA
LAIN?!!” tambah Yoana sambil terus menangis terduduk.
Suasana hening sejenak. Taka dan Pell hanya saling memandang dan menatap
Puteri. Memang benar apa yang dikatakan Puteri Yoana dan mereka juga tak mau
melihat negara mereka hancur begitu saja. Dari negara yang subur-makmur,
menjadi negara gersang dan kacau. Tapi mereka tidak tahu harus berbuat apa
dengan kekuatan mereka. Walaupun mereka punya kemampuan Buah Iblis tipe Zoan
(mengubah wujud menjadi hewan); Crow dan Falcon, tidak cukup kuat melawan Don
King beserta anak buahnya yang juga memiliki kemampuan Buah Iblis.
ΩΩΩ
Di timur Akhaya, Noch beserta sekelompok orang sedang merencanakan
pemberontakan terhadap Don King. Mereka menamakan diri sebagai Akhaya no Dokuritsu-Aikokusha
(Pejuang Kebebasan Akhaya). Noch berulang kali menyerang markas-markas kecil
yang didirikan oleh Don King di berbagai kota secara sporadis. tidak jarang Don
King geram dengan ulah Noch yang selalu mencuri persediaan makanan dan senjata.
Dalam melakukan itu, Noch selalu bertaruh nyawa. Bukan hanya
nyawanya sendiri, tapi nyawa orang banyak; nyawa ayahnya, teman-teman yang
membantunya bertarung dan nyawa orang-orang yang bergantung padanya. Dia
beserta para warga Akhaya yang tidak mau tunduk pada Don King, tinggal menetap
di kota Ghar-Ing - timur Akhaya yang kini menjadi daerah padang gersang. Satu
keuntungan yang diperoleh Noch adalah Don King hampir tidak pernah menjamah
daerah ini.
“Teman-teman, kita tidak mungkin terus melakukan gerilya seperti ini. Sudah
saatnya kita untuk bebas seperti waktu dulu, saat negara ini masih dipimpin
oleh ayah Yoch. Aku akui aku merasa nyaman saat tua bangka sialan itu memimpin.
Tapi aku tidak menyangka tua bangka sialan itu malah kalah dan menyerahkan
negara ini pada orang yang tidak jelas dari mana asalnya. Bagaimana menurut
kalian? Bill? Jhon?” kata Noch saat pertemuan rutin.
“Aku setuju denganmu Noch. Tapi bagaimana cara kita melawan
si Don King dan anak buahnya yang punya kemampuan Buah Iblis yang dimiliki
mereka? Dan kau tahu sendiri banyak dari orang kita yang tewas mengering saat
berhadapan langsung dengan Don King di Ibu Kota tahun lalu. Jujur ku akui bahwa
mereka kuat.” tegas Jhon.
“Memang benar mereka kuat. Aku telah kehilangan adikku
satu-satunya saat melawan mereka. Tapi aku bersumpah bahwa aku akan mengalahkan
salah satu dari mereka demi membalaskan dendam adikku.” jelas Bill.
“Jadi, apa rencana kalian?” sahut Noch.
“Hmm.. kita lakukan gerilya seperti biasa. Namun kali ini
tidak sporadis seperti yang biasa kita lakukan. Kita mulai dai bagian selatan Akhaya.
Pola serangan berbentuk pola segi tiga. Kita membuat pertahanan di bagian
selatan, so, kita harus bisa merebut seluruh daerah selatan dan merekrut orang
untuk membantu kita. Karena aku yakin, di luar sana masih ada banyak orang yang
ingin memberontak pada Don King.” jelas Bill.
“Rencana bagus. Baiklah, kita bagi menjadi lima grup yang
akan menyerang lima kota utama di selatan Arabasta. Masing-masing grup terdiri
dari 200 orang. Bawa senjata dan perlengkapan komunikasi kalian. Kali ini kita
akan benar-benar mengusik harimau dan bertaruh nyawa. Aku akan memimpin grup
satu dan menyerang kota Arkill. Bill, Jhon memimpin grup dua dan tiga dan
menyerang kota Zomc dan Lepre. Ralf, Dough memimpin grup empat dan lima dan
menyerang kota Gorgon dan Amire. Kali ini kita berpisah dan aku ingin bertemu
kalian di ibu kota dan ajak mereka-mereka yang bersedia ikut dengan kita.
Teman-teman, kita berpisah unutuk sementara. Dan, aku mohon bantuan kalian,
kita mulai bergerak lima hari lagi saat pagi buta.” tegas Noch berapi-api.
Sesuai jadwal, mereka berangkat.
ΩΩΩ
Di Suna, Don King kerap kali bertindak menjadi pahlawan untuk
menarik simpati rakyat. Dia selalu turun tangan saat ada segerombolan pengacau
yang membuat kerusuhan ataupun pemberontakan di kota. Akhirnya dia mendapat
julukan Master Don the Sand Man of Justice
“Bwahahaha…!!! Aku dengar disini ada orang hebat yang
bernama Master Don. Dimana dia? Akan aku habisi dia..!!” kata Terk, seorang
pimpinan pemberontak sambil mengobrak-abrik kota.
“Ya benar, dimana Master Don kalian? Ternyata dia seorang
pengecut, tidak berani menampakkan batang hidungnya. Hahaha… dia pasti sudah
kabur saat melihat kedatangan kami. Mulai sekarang, kalian harus tunduk pada
kami. Hahaha…!!!” tambah yang lain.
“Master Don bukan pengecut. Dia pasti akan datang untuk
kami. Dia hebat. Kalian pasti dihabisinya dalam sekejap.” kata seorang
pedagang.
“Apa? Bwahahaha… lucu sekali dirimu mengharap kedatangan
orang yang sudah kabur meninggalkan kalian. Kalau saat ini dia datang, aku
akan….”
Tiba-tiba ada angin puyuh pasir
muncul mengagetkan semua. Situasi sejenak hening.
“Master Don..!!! Benar itu Master Don. Beliau datang
menyelamatkan kita. Aku tahu dia tidak akan meninggalkan kita begitu saja. Kali
ini, tamatlah riwayat kalian..!!” celetuk seseorang
Dengan suara yang mengelegar, “Siapa yang kau bilang
pengecut? Siapa yang kabur? Siapa yang yang kau maksud? Dan apa yang akan kau
lakukan? Lanjutkan bicaramu!!” kata Don King saat muncul di belakang para perusuh
itu.
“Dd.. dd.. dd.. Don King… Aa.. aa.. aku… Aku akan
mencincangmu…” ucap Terk terbata-bata.
“Oh… begitu rupanya. Hahaha… sekarang serang aku dengan
seluruh kemampuan yang kau punya. Aku tak akan bergerak.”
“Master Don, apa kau sudah gila?? Kau bisa terluka. Lihat
tembok gedung itu, Terk menghancurkannya dengan pukulannya. Kalau kau tidak mengelak,
tulang-tulangmu bisa remuk dibuatnya.” ucap seseorang.
“Benar! Paling tidak, mengelaklah, jangan diam saja.” sahut
yang lain.
“Kalian mulai meragukanku ya? Kalian tenang saja, aku tidak
akan kalah semudah itu. Aku hanya tidak ingin membuatnya kecewa karena sudah
jauh-jauh datang kemari.” kata Don.
“Hahaha… sungguh dramatis sekali. Kau dikhawatirkan oleh
orang-orangmu sendiri. Baiklah,, terimalah pukulanku ini. HAMMER…….” kata Terk
sambil menyerang
Namun tiba-tiba, “Argh… argh… aaaaaaaaaaargh!!!! Tangankuuww!!….
Tanganku mengering…!!!!!” erang Terk.
“Sekarang giliaranku menyerang, rasakan ini SABAKU KANSOU….!!!”
Terk dapat dikalahkan dengan mudah hanya dengan sekali
serangan oleh Don tanpa sisa. Serempak semua orang yang ada disana bersorak
sorai mengelu-elukan Don
“Hidup Don!! Hidup!!”
Sekarang, populasi terpusat di sekitar jalan arteri Akhaya.
Penduduk kota-kota yang kini bisa dikatakan hancur pindah mendekati ibu kota,
sehingga menjadi lebih padat. Orang-orang tersebut telah diperdaya oleh aksi Don
King dan lebih memilih memihak Don King demi kelangsungan hidupnya. Sementara
penduduk yang lain yang enggan memihak Don King tetap tinggal di tempat asal
dan diklaim sebagai pemberontak.
Lepas dari apa motivasi mereka dalam memberontak, jika tidak
sejalan dengan Don King dimana menggunakan kekuasaan raja dianggap pemberontak
terhadap raja. Banyak pemberontakan yang terjadi namun hal tersebut bisa
diatasi oleh Don King karena hanya pemberontakan kecil dan tidak terorganisir.
Namun hal tersebut tidak bertahan lama sampai pemberontakan besar yang dipimpin
Noch terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar