PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG PADA PERGURUAN
TINGGI DI SURABAYA TAHUN 1980 – 2013
Nico Taka Dewa
Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Airlangga, Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286
E-mail: nero_nekozuka@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini
adalah penelitian sejarah yang bertujuan untuk meneliti bagaimana perkembangan
pendidikan bahasa Jepang di perguruan tinggi di Surabaya pada tahun 1980 –
2013. Hasil yang diperoleh adalah bahwa telah terjadi perkembangan cukup pesat
dalam dunia pendidikan di Surabaya di tingkat perguruan tinggi dalam hal
pendirian jurusan bahasa Jepang. Diawali oleh Unesa pada tahun 1980-an membuka
jurusan Pendidikan bahasa Jepang. Disusul kemudian Unitomo yang membuka jurusan
Sastra Jepang pada tahun 1992, Untag pada tahun 1994 dan Unair pada tahun 2006.
Tiap-tiap universitas menjalin kerjasama dengan institusi Jepang terkait untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan tetap menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Kata
kunci:
perkembangan
pendidikan, bahasa Jepang, bahasa Jepang di Surabaya.
ABSTRACT
This study is
a historical study aims to examine how the development of Japanese language education in
university in Surabaya in 1980-2013. The result is
that there has been quite rapid developments in
education in Surabaya at the college level in terms of the establishment of Japanese majors. Preceded by Unesa
in 1980s opened
the Japanese Education Department.
Followed by Unitomo that opened
Japanese Litterature Department in 1992,
and then Untag in 1994, and the last one is Unair in 2006. Each university
formed a partnership with Japan-related institutions to improve the quality
of education and still produce
quality graduates.
Keywords: education development, Japanese language, Japanese
language in Surabaya.
1.
Pendahuluan
Jepang pasca Perang Dunia ke-2 menjadi negara
demokratis dan lebih memilih
untuk bersahabat dan mementingkan demokrasi untuk membina hubungan dengan
negara lain secara
damai
(Kementrian Luar Negeri, Jepang, 1979:
29).
Masa pendudukan Jepang atas Indonesia selama tiga
setengah tahun merupakan periode yang paling menentukan dalam sejarah Indonesia
dan memberikan banyak perubahan terhadap masyarakat Indonesia (M.C,
Ricklefs, 2005). Dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu tahun 1945 berakhirlah
masa penjajahan itu, hingga pada 20 Januari 1958 Jepang menanda tangani
perjanjian pamapasan perang dan menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia (Konsulat
Jenderal Jepang Surabaya http://www.id.emb-japan.go.jp/birel_id.html).
Hubungan atau interaksi tersebut sebagian besar adalah
dalam urusan ekonomi (perdagangan dan investasi).
Namun, dalam perkembangannya tidak hanya dalam urusan ekonomi saja, melainkan hampir ke semua aspek, khususnya dalam
bidang pendidikan dan kebudayaan (Marsudi
Budi Utomo, http://marsudibudiutomo.multiply.com/journal/item/71/Memaknai_50_Tahun_Hubungan_Jepang_Indonesia).
Seiring dengan meningkatnya kualitas hubungan persahabatan dan kerjasama
Indonesia dengan Jepang di banyak bidang, maka pembelajaran bahasa dan budaya
antar dua negara dirasa sangat penting.
Data JF menyebutkan bahwa pada tahun
1998 terdapat 43 universitas/lembaga tinggi yang mengadakan pendidikan bahasa
Jepang. Pada tahun 2003 terdapat 78 lembaga. Pada tahun 2006 terdapat 115
lembaga. Pada tahun 2009 terdapat 133 lembaga penyelenggara pendidikan bahasa
Jepang di Indonesia. Pada tahun 2012 terdapat 2,346 lembaga penyelenggara pendidikan
bahasa Jepang di Indonesia (Present
Condition of Overseas Japanese-Language Education, Survey Report on
Japanese-Language Education Abroad 1998-2012, The Japan Foundation
Japanese-Language Institute, Urawa, 5-6-36 Kita-urawa, Urawa, Saitama 336-0002
Japan, http://www.jpf.go.jp/e/japanese/survey/result/survey12.html).
Perkembangan
pendidikan bahasa Jepang di Indonesia dalam tingkat perguruan tinggi dimulai
sejak tahun 1950 saat Universitas Indonesia membuka jurusan sastra Jepang, yang
kemudian dalam perkembangannya disusul universitas-universitas lain.
Pada
dekade pertama antara tahun ’50-an – ’70-an masih terdapat tiga universitas
yang mengadakan pendidikan bahasa Jepang (UI (http://www.fib.ui.ac.id/sejarah_fib),
Unpad (http://www.unpad.ac.id/fakultas/ilmu-budaya/),
UPI (http://www.upi.edu/profil/fakultas/fakultas-pendidikan-bahasa-dan-sastra)).
Keadaan tersebut masih bertahan kira-kira sampai tahun ’80-an – ’90-an mulai
banyak bermunculan universitas yang mengadakan pendidikan bahasa Jepang,
kira-kira terdapat lima universitas negeri maupun swasta yang mengadakan
pendidikan bahasa Jepang (Unesa (Berdasar wawancara dengan bapak Dr. Roni,
selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Surabaya pada 25
November 2013.), USU (http://pemafibusu.blogspot.com/2013/06/sejarah-fib-usu.html),
UGM (http://fib.ugm.ac.id/home/program-studi/program-sarjana/sastra-jepang),
UN (http://sastra.unas.ac.id/index.php/profil/bahasa-sastra-jepang/),
Unsada (http://www.unsada.ac.id/profil)).
Pada tahun ’90-an – 2013 terdapat kira-kira 17 universitas yang mengadakan
pendidikan bahasa Jepang (Uhamka (“Informasi UHAMKA”, http://storyofbyology.wordpress.com/2011/06/29/informasi-uhamka/),
Unitomo (wawancara dengan ibu Dra. Listyaningsih M.id selaku Kaprodi Sastra
Jepang Unitomo pada 27 November 2013.), Untag (wawancara dengan ibu Umul
Khasanah, M.Lit., selaku Kaprodi Bahasa Jepang Universitas 17 Agustus Surabaya
pada 9 Desember 2013.), ABA Saraswati Denpasar (http://www.stiba-bali.ac.id/sejarah.html),
Universitas Al Azhar (http://uai.ac.id/fakultas/fakultas-sastra/sastra-jepang/),
Undip (http://www.fib.undip.ac.id/index.php/tentangfib-2),
UBH (“Sastra Jepang S1 UBH Terakreditasi”, http://nishisumatora-gakkai.blogspot.com/2008/09/sastra-jepang-s-1-ubh-terakreditasi.html),
Unand (http://fib.unand.ac.id/in/profil/sejarah),
UNJ (www.unj.ac.id/sastra-jepang),
Unri (http://bhsjep.fkip.unri.ac.id/sejarah/),
Udayana (http://www.fs.unud.ac.id/ind/fakultas-sastra/sastra-jepang),
Unes (http://unnes.ac.id/prodi/pendidikan-bahasa-jjepang-s1/),
Unair (http://japan-unair.tripod.com/),
Unbraw (www.ub.ac.id/Selayang_pandang_bahasa_dan_sastra/Sastra_Jepang),
Universitas Negeri Padang (“Prodi Pendidikan Bahasa Jepang”, http://english.unp.ac.id/?page_id=512,),
Unika Maranatha Bandung (Manual Mutu Universitas Kristen Maranatha”,
Badan Perencanaan, Pemantauan dan Jaminan Mutu Universitas Kristen Maranatha),
UMY (Sejarah Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang UMY”, http://pbj.umy.ac.id/sejarah-program-studi-pendidikan-bahasa-jepang-umy/)).
Di
Jawa Timur, peminat bahasa Jepang merupakan yang tertinggi kedua setelah Jawa
Barat. Secara umum, latar belakang mereka mempelajari bahasa Jepang yaitu agar
dapat berkomunikasi dalam bahasa Jepang dan untuk bekerja. Selain karena
meningkatnya peminat akan bahasa Jepang di Surabaya yang suka akan budaya dan
bahasa Jepang, juga banyak PMA Jepang yang berinvestasi di Surabaya, mendorong
munculnya empat universitas yang ada di Surabaya untuk membuka jurusan bahasa
Jepang. Diawali pada tahun 1981 oleh Unesa, diikuti Unitomo pada 1992, Untag
pada 1994 dan kemudian Unair pada 2006 (Kopertis
VII Surabaya dalam Proposal Pengajuan Persetujuan Pembukaan Program Studi
Bahasa dan Sastra Jepang, Fakultas Sastra Universitas Airlangga Tahap II. Edisi
kelima, 2006.).
Dengan adanya jurusan bahasa/sastra Jepang di empat universitas tersebut
diharapkan dapat menjadi wadah dan fasilitator para peminat bahasa Jepang yang
ada di Surabaya dan sekitarnya.
Melihat
meningkatnya peminat akan bahasa Jepang di Indonesia, terlebih di Surabaya,
maka penelitian ini mencoba mendeskripsikan perkembangan pendidikan bahasa
Jepang di Surabaya, khususnya di tingkat perguruan tinggi, antara tahun 1980 –
2013 yang meliputi: mulai dari kapan mulai diperkenalkan, dimana, siapa sasaran
pertama hingga menyangkut kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran di
masyarakat.
2.
Metodologi
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan teori pendidikan bahasa dimana didalamnya
menjelaskan mengenai manusia bisa menjadi pendidik ataupun peserta didik (Sri
Guna Najib Chaqoqo, “Materi dan Wacana Perkuliahan: Teori Pendidikan”, http://chaqoqo.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/10/01/teori-pendidikan/).
Di dalam sebuah pendidikan terdapat suatu proses belajar. Dalah hal ini
kaitannya dengan bahasa, sehingga bisa dikatakan belajar bahasa. Dalam proses
belajar bahasa terdapat sebuah teori belajar bahasa (Setyawan Pujiono, “Pengembangan Kemampuan Berbahasa”,
Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal.). Teori
tersebut menurut Ellis (1986) adalah
gagasan-gagasan tentang pemerolehan bahasa yang mana pemerolehan bahasa yang merupakan suatu
ilmu melalui belajar, pengalaman, pelatihan.
Untuk
merekonstruksi fakta-fakta sejarah, penulis menggunakan metode sejarah yaitu metode atau cara yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan
permasalahannya (Dudung Abdurahman, Jogjakarta: 2007.). Menurut Gilbert J. Garragham
(1957: 33) menyebutkan bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat
aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara
efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang
dicapai dalam bentuk tertulis.
Peneliti akan merekonstruksi bagaimana
perkembangan pendidikan bahasa Jepang di Surabaya tahun 1980 – 2013 di tingkat
perguruan tinggi dengan tidak mengurangi keobjektivitas sumber data yang
diperoleh. Peneliti menggunakan studi pustaka untuk menghimpun data sekunder
yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian, serta
sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memahami
permasalahan yang ada.
3. Pembahasan
Dari
data lapangan yang diperoleh, diketahui terdapat empat universitas di Surabaya
yang mengadakan pendidikan bahasa Jepang dengan membuka jurusan bahasa/sastra
Jepang.
- Universitas Negeri Surabaya
Program Studi Pendidikan Bahasa
Jepang Unesa didirikan tahun 1981. Merupakan universitas pertama dan tertua
yang memiliki jurusan bahasa Jepang di Surabaya dan Jawa Timur. Jurusan ini dibuka
sebagai respon atas banyaknya PMA Jepang yang masuk di
Surabaya dan
banyak membutuhkan banyak pegawai yang terampil dalam berbahasa Jepang.
Bekerjasama dengan Japan Foundation dan Konjen Jepang Surabaya dan pada awal
berdiri langsung mendapatkan bantuan tenaga pengajar. Rata-rata native
speaker yang didapat berjumlah dua orang. Tetapi tidak setiap tahun
mendapatkan dua orang, terkadang hanya satu orang saja. Total keseluruhan dosen
ada 16 orang. Para dosen yang ada minimal
bergelar S2. Ada tiga dosen yang sedang mengambil S3 dan enam dosen S3
yang sedang mengajar.
Sampai
kisaran tahun 1999 jumlah mahasiswa tiap angkatan berjumlah 35-40 orang.
Sekitar tahun 2000-an jumlah mahasiswa yang diterima mengalami peningkatan.
Untuk lulusannya、hanya
sedikit yang langsung melanjutkan S2, kebanyakan mereka akan bekerja dulu baru
kemudian jika ada kesempatan akan melanjutkan kuliah S2. Kurikulum yang
diterapkan adalah yang mengarah untuk mencetak lulusan yang memiliki kompetensi
sebagai pengajar/guru. Berkenaan dengan hal tersebut, bidang utama pengajaran
di Prodi ini adalah bidang linguistik dan tata bahasa. Lulusan Unesa sebagian
besar menjadi guru bahasa Jepang di hampir tiap SMA yang ada di Jawa Timur
maupun dosen di beberapa universitas ternama yang memiliki prodi bahasa Jepang
di Jatim.
Kurikulum
yang digunakan tetap disesuaikan dengan melihat perkembangan kebutuhan
masyarakat. Sehingga nantinya para lulusan tersebut bisa mencoba peluang kerja
selain bidang keguruan yang telah diajarkan, seperti menjadi interpreter,
manajemen bisnis dll, yang sekiranya dibutuhkan di masyarakat. Unesa melakukan
kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Jepang di antaranya dengan Nagoya
University (pada awal tahun ’90-an), Aichi University (sekitar akhir tahun
’90-an) dan Tsukuba University. Dalam skala Universitas, ada kerjasama bidang
teknik dengan JICA sejak tahun 2000-an hingga sekarang dalam bidang pengolahan
air.
- Universitas Dr. Soetomo
Jurusan sastra Jepang Unitomo
Surabaya didirikan sejak tahun 1992. Hal yang menjadi latar belakang
pendiriannya adalah bahwa banyaknya perusahaan Jepang yang berkembang di
Surabaya, khususnya sektor industri pastinya membutuhkan tenaga kerja yang
trampil akan bahasa Jepang. Dibukanya jurusan sastra Jepang Unitomo ini diharapkan
bisa memfasilitasi permintaan tersebut. Pada awal pendirian
sekitar 40 orang saja yang diterima. Seiring dengan berjalannya waktu jumlah mahasiswa yang
diterima di Sastra Jepang Unitomo mengalami pasang surut. Hal tersebut
dikarenakan bermunculan universitas yang mengadakan jurusan sastra jepang.
Kurikulum yang dipakai disesuaikan dengan kebutuhan yang
ada di sekitar, fleksibel sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan
masyarakat saat ini. Dalam kurun
waktu 3-5 tahun, selalu ada peninjauan kembali kurikulum yang dipakai pada tiap
tahunnya.
Sehingga nantinya menghasilkan
lulusan yang diharapkan bisa menjadi guide, tenaga pengajar,
interpreter ataupun bekerja di perusahaan Jepang. Perstasi lebih menonjol bagi Unitomo adalah dalam bidang pidato bahasa Jepang yag
sering diadakan oleh Konjen Jepang Surabaya, yang mana Sastra Jepang Unitomo tetap mendapatkan
predikat juara dalam lomba pidato. Selain itu, Unitomo juga berprestasi dalam program
monbushou satu tahun dan program Genesis (program 2 bulan ke jepang).
Unitomo punya jalinan kerjasama
dengan Setsunan University Osaka Jepang yang berupa pertukaran pelajar dan
sudah dilakukan untuk yang ke lima kalinya sejak tahun 1990-an hingga tahun ajaran 2013/2014.
Selain itu juga dengan Kouchi university dalam pengadaan native
speaker. Kerjasama yang lain yaitu dengan IIP, IFCA juga berupa pengadaan native
speaker. Kemudian dengan Departemen Pariwisata Jepang berupa pengadaan
workshop mengenai shodo, musik tradisional Jepang, dll.
Pengiriman
mahasiswa sastra Jepang Unitomo dilakukan melalui seleksi program Mombusho
ataupun hadiah lomba pidato. Namun, terdapat kendala dari segi mahasiswa yaitu
keberagaman kemampuan dalam menerima pelajaran. Dari segi dosen adalah
jumlahnya yang masih dirasa kurang, sedang ada banyak permintaan mengajar dari
pihak luar, ditambah lagi dengan adanya kondisi dosen yang sedang menjalani S2.
Selain itu keberadaan native speaker yang tidak bisa berbahasa Indonesia
akan mempengaruhi daya pemahaman mahasiswa yang kemampuannya dibawah rata-rata.
Sastra Jepang Unitomo Surabaya pada
11 Februari 2009 mendapat dosen tamu dari Jepang yang bernama Rie Kojima
sebagai native speaker untuk sekitar selama 10 bulan (Jawa
Pos 12 Feb 2009 dalam http://hiruban.blogspot.com/Unitomo_Terima_Dosen_Jepang.htm).
Pada
27 Juli 2010 Konjen Jepang di Surabaya Masaaki Takano meresmikan Laboratorium
Bahasa Jepang Unitomo Surabaya (“Konsul Jepang Resmikan Laboratorium Bahasa
Jepang Unitomo Surabaya”, http://beritasore.com/Konsul_Jepang_Resmikan_Laboratorium_Bahasa_Unitomo_Surabaya.htm).
Bentuk kerjasama tidak hanya pemberian beasiswa dan pertukaran pelajar saja,
melainkan juga dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk mempermudah
kegiatan pengajaran, seperti: buku-buku, majalah maupun permainan–permainan.
Pada
awal berdirinya dosen Sastra Jepang berjumlah tujuh orang, minimal harus S2.
Hingga saat ini berjumlah 12 orang dengan tiga orang native speaker dan
lima orang merupakan alumni unitomo sendiri. Ada empat orang dosen yang sedang
menempuh S2, masing-masing di universitas di Jepang, UNS, Unpad dan Unesa. Sebagai
syarat kelulusan, mahasiswa diwajibkan untuk lulus tes N3. Untuk mensiasati hal
tersebut, diterapkan mulai sejak tingkat pertama harus mengikuti tes Noryoku
Shiken agar terbiasa. Namun pada awalnya, sistem yang dipakai adalah
mahasiswa harus lulus tes Noryoku shiken level tiga. Jika tidak lulus,
maka pihak kampus akan mengadakan tes kesetaraan Noryoku Shiken level
tiga tersebut.
Ada
sebuah kegiatan unik yang diadakan di Unitomo, yaitu Kondankai ([1]
“Fakultas Sastra Jepang Unitomo Gelar Perayaan kondankai ke-50”, http://panjisuroboyo.com/Fakultas_sastra_jepang_unitomo_gelar_perayaan
_kondankai_ke_50.htm) yang adalah sarana untuk melatih
keterampilan berbahasa Jepang khususnya Mahasiswa Fakultas Sastra Program Studi
Sastra Jepang. Untuk memulai Kondankai, syaratnya terlebih dahulu
harus membuat Sakubun atau semacam resume singkat sesuai tema yang kan
diperbincangkan.
Selain
mahasiswa, kegiatan tersebut juga diikuti oleh beberapa Expat Jepang Jawa Timur
yang tergabung dalam East Java Japan Club (EJJC). Mereka adalah orang Jepang
yang bekerja di Indonesia. Inti dari kegiatan tersebut adalah untuk membiasakan
mahasiswa untuk berbicara dengan bahasa Jepang, baik sebagai moderator atau
peserta. Para Expat Jepang tersebut berperan sebagai native speaker.
Sebelum mengakhiri kegiatan, kira-kira 15 menit sebelumnya, diskusi bisa
menggunakan bahasa Indonesia agar orang Jepang yang hadir juga bisa berbahasa
Indonesia.
- Universitas 17 Agustus
Sastra
Jepang Universitas 17 Agustus Surabaya didirikan pada tahun 1994 dengan
dukungan dari pihak Sastra Jepang Unpad dan Konjen Jepang Surabaya. Dilatar
belakangi oleh meningkatnya kebutuhan sarjana yang menguasai bahasa Jepang dan
ilmu kejepangan. Pada saat pertama kali dibuka, pendaftar yang berminat akan
bahasa Jepang sangat tinggi sekitar 80 orang. Tetapi pada tahun kedua merosot
tajam sampai hanya sekitar 20 orang mahasiswa. Untuk tahun-tahun berikutnya
mengalami variasi jumlah orang yang mendaftar. Namun pada tahun 2007-2008
kecenderungannya adalah menurun seiring dengan adanya kebijakan pemerintah yang
mempersilahkan perguruan tinggi negeri untuk menerima mahasiswa dengan jalur
mandiri. Pada 2011-2013 ada peningkatan jumlah mahasiswa yang masuk.
Fokus
dari pengajaran di Prodi ini bukan melulu mengejar prestasi per-individu,
melainkan menyiapkan lulusan yang mandiri. Agar mereka tidak terlalu
mengandalkan lapangan pekerjaan yang tersedia, yang terkadang tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia sesuai dengan bidang mereka.
Lulusannya kebanyakan dari mereka melakukan wirausaha dan yang bekerja di
bidang pendidikan jumlahnya minim. Namun ada juga mereka bekerja di perusahaan
baik yang sesuai dengan jurusan ataupun tidak juga ada.
Lulusan
yang berwirausaha tersebut bisa memanfaatkan kemampuan berbahasa Jepang mereka
dengan berkolaborasi dengan orang Jepang langsung dengan menciptakan sesuatu
yang baru. Kolaborasi yang dilakukan para lulusan biasanya dilakukan secara
mandiri, yaitu dengan mereka secara aktif mencari orang Jepang yang bisa diajak
kerjasama. Selain itu, skill kemandirian yang mereka dapatkan, mereka terapkan selain
untuk berwirausaha setelah lulus juga diterapkan dalam mencari beasiswa ke
Jepang bagi yang ingin melanjutkan studinya.
Kecenderungan jalinan kerjasama yang dilakukan adalah
dengan lembaga yang bisa membantu menyalurkan lulusan lulusan Bahasa Jepang
Untag untuk belajar ke Jepang. Untag punya jalinan kerjasama dengan Kansai
University pada tahun 2012 (Kunjungan Dari Kansai University http://www.untag-sby.ac.id/index.php/component/content/article/1-terbaru/1013-kunjungan-dari-kansai-university.html),
Shizuoka International School, dan salah satu perguruan tinggi di Osaka. Hal
tersebut bisa dijadikan sebagai batu loncatan mahasiswa yang masih aktif
ataupun para lulusan untuk bersekolah di Jepang ataupun bekerja disana. Contoh
kerjasamanya biasanya mengadakan Language School Education Fair, jadi ada
pameran pendidikan yang diadatangi oleh oleh lembaga-lembaga dari jepang. Lalu,
ada juga kuliah umum yang diberikan oleh universitas dari Jepang. Kemudian juga, program student exchange ke
beberapa universitas di Jepang. Kegiatan-kegiatan tersebut diatas sudah dilakukan
sejak tahun 2002, namun ikatan resmi melalui penanda tanganan MOU masih baru
beberapa tahun terakhir.
Maret
2011, diadakan lomba Kanji Cup di Untag bekerjasama dengan Konjen Jepang
Surabaya (“Peminat Bahasa Jepang di Jatim Tinggi”, http://surabayapagi.com/Untag-akan-Buka-Jurusan-Bahasa-Jepang/,),
tahun 2012 Untag akan membuka Japanese Language and Cultural Center di bawah
Fakultas Sastra dan setiap tahun Untag akan mengadakan pameran pendidikan di
kampus karena Untag sudah beberapa kali bertukar mahasiswa dengan pemerintah
Jepang. Penerapan kurikulum yang
dipakai saat ini disesuaikan dengan kebutuhan pasar dunia kerja saat ini.
Dimana setiap tahunnya pasti ada peninjauan ulang dan setiap dua tahun sekali bisa saja terjadi pergantian kurikulum yang
dipakai.
Muatan kurikulum inti didasarkan
atas ketentuan pemerintah, dan kurikulum lokal disesuaikan dengan potensi dan
kebutuhan tenaga kerja yang siap pakai.
Kegiatan mahasiswa sendiri tidak hanya sebatas mengadakan
acara-acara kebudayaan Jepang saja. Tetapi ada juga kegiatan belajar bersama,
yang biasanya diisi dengan acara menonton film bersama yang bertujuan untuk memahami bahasa yang dipakai di film
atau drama Jepang. Selain kegiatan tersebut, mahasiswa juga biasanya membuat acara atau event
tertentu yang berhubungan dengan kejepangan. Seperti cooking club, origami
club, conversation club, dll. Tenaga pengajar saat ini minim sekali,
hanya berjumlah enam orang. Pendidikan minimal harus sudah berpendidikan S2. Untuk bantuan native speaker,
Untag menjalin kerjasama dengan
Iska dan lembaga yang berada di Kobe. Saat ini masih belum ada native speaker
tetap, tetapi terdapat native LB (Luar Biasa atau tidak tetap).
Untuk sementara masih menggunakan native LB dan
mungkin akan tetap menggunakan native LB.
Kendala yang sampai saat ini masih dihadapi oleh sastra Jepang Untag adalah
tidak pahamnya terhadap animo masyarakat
menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan jumlah
mahasiswa di Untag.
Kendala berikutnya adalah perbedaan kompetensi antar mahasiswa yang disebabkan
ada sebagian mahasiswa sastra Jepang Untag yang bekerja. Jumlah mahasiswa yang
belajar di Sastra Jepang Untag meningkat menjadi harapan bagi semua pihak
sastra Jepang Untag.
Namun tidak hanya orang-orang yang sekedar ingin tahu tentang bahasa Jepang,
tetapi dengan niat yang sungguh. Agar
tidak ada kesenjangan diantara mahasiswa dan dapat meminimalisasi masalah
tersebut, juga kemampuan mereka tidak kalah jika dibandingkan dengan mahasiswa
kampus lain.
- Universitas Airlangga
Jurusan
Sastra Jepang Unair ini mulai dirintis sejak tahun 2000 oleh tiga dosen
perintis sebagai dosen pengajar tetap. Pada awalnya, membentuk panitia
persiapan pendirian, sosialisasi dan pengenalan mengenai jurusan ini, melakukan
analisa melalui data-data dari beberapa instansi terkait, studi komparatif ke
Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran dan menghimpun para alumni
Jepang yang menguasai bidang kejepangan untuk diminta menjadi tenaga pengajar
bantuan (Proposal Pendirian Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Unair,
Fakultas Sastra Unair Surabaya, 2000). Sejak tahun ajaran 1999/2000 mata kuliah
bahasa Jepang Sastra Jepang Unair ini telah diajarkan di Prodi Sastra Inggris
dan Sastra Indonesia sebagai mata kuliah tambahan.
Pada 28 Februari 2006 program studi
ini secara resmi berdiri melalui SK Nomor 815/D/T/2006 (http://sastrajepang-unair.blogspot.com/) yang dilatar belakangi oleh makin
banyaknya interaksi budaya antara Jepang dengan Indonesia terlebih khusus di
Surabaya sehingga menyebabkan pentingnya pembelajaran bahasa dan budaya Jepang
guna memperlancar komunikasi untuk dapat saling memahami dalam pengenalan
budaya masing-masing dan sebagai wadah untuk menampung para calon mahasiswa
peminat akan kejepangan yang kian meningkat namun kapasitas dari lembaga
pendidikan kejepangan yang sudah ada sebelumnya tidak mampu secara maksimal
dalam menampung animo tersebut (Proposal Pengajuan Usul
Persetujusan Pembukaan Prodi Bahasa dan Sastra Jepang Tahap II, Fakultas Sastra
Universitas Airlangga. Edisi Kelima, 2006.)
Dimulai
dengan tiga orang dosen saat perintisan dan pada saat resmi berdiri memiliki 7
orang dosen. Hingga sampai tahun 2013 jumlah dosen yang ada di jurusan Sastra
Jepang Unair ini berjumlah 12 orang dengan pendikan minimal S2. Jumlah
mahasiswa pertama yang diterima adalah sebanyak 24 orang, tahun kedua berjumlah
26 orang, dan tahun-tahun setelahnya hingga tahun 2013 terus mengalami
peningkatan dengan total sekitar 200-an orang dan sudah meluluskan sekitar 51-an
orang. Pada awal berdiri, sebenarnya Sastra Jepang Unair mendaftarkan diri
sebagai Studi Jepang Unair, namun nama yang diberikan oleh pemerintah kota
Surabaya adalah Sastra Jepang Unair. Kurikulum yang digunakan didasarkan surat
keputusan Menteri Pendikan dan Kebudayaan RI no.0314/P/1994 pasal 10 dan terus
mengalami penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Jurusan
ini menjalin kerjasama dengan beberapa pihak, baik lembaga pemerintah: Pemda
Dati I Jatim dalam hal penetapan kurikulum dan ijin penyelenggaraan kegiatan,
dengan Konjen Jepang dalam hal bantuan sarana dan prasarana kegiatan
pengajaran, maupun non pemerintah: Japan Foundation, Japan International
Cooperation Agency (JICA) pada tahun 2009, Ashinaga dan East Java Japan Club
dalam pengadaan bantuan native speaker pada akhir tahun 2007. Juga
kerjasama dengan universitas lain yang ada di Surabaya yang memiliki prodi yang
sama, yaitu dengan Unesa dan Unitomo dalam hal tenaga pengajar tambahan.
4. Kesimpulan
Dari
uraian data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan pendidikan
bahasa Jepang dalam tingkat perguruan tinggi di Surabaya meningkat. Hal
tersebut dapat terlihat dari perguruan tinggi yang ada di Surabaya yang
mengadakan pendidikan bahasa Jepang, yaitu Unesa (1980), Unitomo (1992), Untag
(1994) dan Unair (2006). Jumlah
mahasiswa dari tahun ke tahun, khususnya pada Universitas negeri (Unesa dan
Unair) mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan bahasa Jepang sudah mendapatkan
tempat di masyarakat. Dan juga permintaan akan lulusan dengan keahlian bahasa
Jepang di dunia kerja juga meningkat. Universitas-universitas yang mengadakan
pendidikan bahasa Jepang di Surabaya ini selalu menjalin kerjasama dengan
institusi Jepang terkait dalam pelaksanaannya guna mendapatkan fasilitas penunjang
pengajaran berupa buku pegangan, alat peraga, laboratorium bahasa dan juga native
speaker untuk meningkatkan mutu pendidikan dan tetap menghasilkan lulusan
yang berkualitas.
Daftar Pustaka
Buku/jurnal:
1979. Jepang
Dewasa Ini. Jepang: Kementrian
Luar Negeri.
Abdurahman, Dudung 2007. Metode
Penelitian Sejarah. Jogjakarta: Ar-Ruz Media
Badan
Perencanaan, Pemantauan dan Jaminan Mutu Universitas Kristen Maranatha. Manual
Mutu Universitas Kristen Maranatha. Bandung, dalam, http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CFkQFjAI&url=http%3A%2F%2Fwww.uk-maranatha.ac.id%2Fj%2Fmanual%2Fmutu%2Funiversitas%2Fdl%2Fkristen%2Fj%maranatha.pdf&ei=Z37rUoKVLsyTiQeMmIGgAQ&usg=AFQjCNGVTGBWFOMcrJvw1zrJ-PYl8GchVA&bvm=bv.60444564,d.bmk
diakses pada 6 Oktober 2013.
Kopertis
VII Surabaya dalam Proposal Pengajuan Persetujuan Pembukaan Program Studi
Bahasa dan Sastra Jepang, Fakultas Sastra Universitas Airlangga Tahap II. Edisi
kelima, 2006.
Koran Jawa Pos 12 Feb 2009 dalam http://hiruban.blogspot.com/Unitomo_Terima_Dosen_Jepang.htm
diakses pada 17 November 2013.
M.C,
Ricklefs. 2005. Sejarah
Indonesia Modern 1200 – 2004. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Present Condition of Overseas
Japanese-Language Education, Survey Report on Japanese-Language Education
Abroad 1998-2012. Urawa, 5-6-36
Kita-urawa, Urawa, Saitama 336-0002 Japan: The Japan Foundation
Japanese-Language Institute, dalam http://www.jpf.go.jp/e/japanese/survey/result/survey12.html,
diakses pada 31 Januari 2014.
Proposal Pendirian Jurusan Sastra
Jepang Fakultas Sastra Unair, Fakultas Sastra Unair Surabaya, 2000
Proposal Pengajuan Usul
Persetujusan Pembukaan Prodi Bahasa dan Sastra Jepang Tahap II, Fakultas Sastra
Universitas Airlangga. Edisi Kelima, 2006.
Pujiono,
Setyawan. Pengembangan Kemampuan Berbahasa.
Jurnal. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta, dalam http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CFkQFjAI&url=http%3A%2F%2Fwww.uny.ac.id%2Fj%2Fpengembangan%2Fkemampuan%2Fberbahasa%2Fdl%2Findonesia.pdf&ei=Z37rUoKVLsyTiQeMmIGgAQ&usg=AFQjCNGVTGBWFOMcrJvw1zrJ-PYl8GchVA&bvm=bv.60444564,d.bmk
diakses pada 6 Oktober 2013.
Wawancara:
wawancara
dengan bapak Dr. Roni, selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas
Negeri Surabaya pada 25 November 2013.
wawancara
dengan ibu Dra. Listyaningsih M.id selaku Kaprodi Sastra Jepang Unitomo pada 27
November 2013.
wawancara
dengan ibu Umul Khasanah, M.Lit., selaku Kaprodi Bahasa Jepang Universitas 17
Agustus Surabaya pada 9 Desember 2013.
Website:
“Bahasa Sastra Jepang Unas” dalam http://sastra.unas.ac.id/index.php/profil/bahasa-sastra-jepang/
diakses pada 19 November 2013
“Fakultas Ilmu Budaya Unpad” dalam http://www.unpad.ac.id/fakultas/ilmu-budaya/
diakses pada 30 Oktober 2013.
“Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra”dalam http://www.upi.edu/profil/fakultas/fakultas-pendidikan-bahasa-dan-sastra
diakses pada 30 Oktober 2013.
“Fakultas
Sastra Jepang Unitomo Gelar Perayaan kondankai ke-50” dalam http://panjisuroboyo.com/Fakultas_sastra_jepang_unitomo_gelar_perayaan
_kondankai_ke_50.htm diakses pada 17 November 2013.
“Fakultas Sastra Jepang Unud” dalam http://www.fs.unud.ac.id/ind/fakultas-sastra/sastra-jepang
diases pada 1 November 2013
“Informasi
UHAMKA” dalam http://storyofbyology.wordpress.com/2011/06/29/informasi-uhamka/ diakses pada 15 November 2013.
“Konsul Jepang
Resmikan Laboratorium Bahasa Jepang Unitomo Surabaya” dalam http://beritasore.com/Konsul_Jepang_Resmikan_Laboratorium_Bahasa_Unitomo_Surabaya.htm
dikases pada 17 November 2013
“Kunjungan
Dari Kansai University” dalamv http://www.untag-sby.ac.id/index.php/component/content/article/1-terbaru/1013-kunjungan-dari-kansai-university.htmldiakses
pada tanggal 12 oktober 2012.
“Peminat Bahasa
Jepang di Jatim Tinggi” dalam http://surabayapagi.com/Untag-akan-Buka-Jurusan-Bahasa-Jepang/,
diakses pada 6 Oktober 2013.
“Pendidikan Bahasa Jepang Unnes” dalam http://unnes.ac.id/prodi/pendidikan-bahasa-jjepang-s1/
diakses pada 30 Oktober 2013
“Prodi
Pendidikan Bahasa Jepang” dalam http://english.unp.ac.id/?page_id=512,
diakses pada 19 November 2013
“Program Sarjana Sastra Jepang UGM” dalam http://fib.ugm.ac.id/home/program-studi/program-sarjana/sastra-jepang
diakses pada 30 Oktober 2013.
“Sastra
Jepang S1 UBH Terakreditasi” dalam http://nishisumatora-gakkai.blogspot.com/2008/09/sastra-jepang-s-1-ubh-terakreditasi.html
diakses pada 2 November 2013
“Sejarah FIB USU” dalam http://pemafibusu.blogspot.com/2013/06/sejarah-fib-usu.html
diakses pada 30 Oktober 2013.
“Sejarah Program Studi Pendidikan
Bahasa Jepang UMY” dalam http://pbj.umy.ac.id/sejarah-program-studi-pendidikan-bahasa-jepang-umy/
diakses pada 5 November 2013
“Selayang Pandang Bahasa dan Sastra Jepang UB” dalam www.ub.ac.id/Selayang_pandang_bahasa_dan_sastra/Sastra_Jepang
diakses pada 30 Oktober 2013.
Budi
Utomo, Marsudi “Memaknai 50 Tahun Hubungan Jepang Indonesia“ dalam http://marsudibudiutomo.multiply.com/journal/item/71/Memaknai_50_Tahun_Hubungan_Jepang_Indonesia
diakses pada tanggal 29 Agustus
2012.
Chaqoqo, Sri Guna Najib “Materi dan Wacana
Perkuliahan: Teori Pendidikan” dalam http://chaqoqo.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/10/01/teori-pendidikan/
diakses pada 18 Januari 2014.
http://bhsjep.fkip.unri.ac.id/sejarah/
diakses pada 3 November 2013
http://fib.unand.ac.id/in/profil/sejarah
diakses pada 2 November 2013
http://japan-unair.tripod.com/
diakses pada 15 November 2013.
http://sastrajepang-unair.blogspot.com/
diakses pada 30 Oktober 2013.
http://uai.ac.id/fakultas/fakultas-sastra/sastra-jepang/
diakses pada 30 Oktober 2013
http://www.fib.undip.ac.id/index.php/tentangfib-2
diakses pada 30 Oktober 2013
http://www.stiba-bali.ac.id/sejarah.html
diakses pada 15 November 2013
http://www.unsada.ac.id/profil
diakses pada 5 November 2013
Konsulat
Jenderal Jepang Surabaya dalam http://www.id.emb-japan.go.jp/birel_id.html
diakses pada 20 November 2013.
www.unj.ac.id/sastra-jepang
diakses pada 30 Oktober 2013
0 komentar:
Posting Komentar